Pages

 

Content

Saturday, July 14, 2012

Rahasia Istimewa Antara Kita dan Alloh SWT

Seorang sahabat dengan mimik serius mengajukan sebuah pertanyaan, “Ya kekasih Alloh, bantulah aku mengetahui perihal kebodohanku ini. Kiranya engkau dapat menjelaskan kepadaku, apa yang dimaksud ikhlash itu?” Nabi SAW, Kekasih Alloh yang paling mulia bersabda, “berkaitan dengan ikhlash, aku bertanya kepada Jibril a.s. apakah ikhlash itu? Lalu Jibril berkata “Aku bertanya kepada Tuhan yang maha Suci tentang ikhlash, apakah ikhlash itu sebenarnya?” Alloh SWT yang Mahaluas pengetahuannya menjawab, “ikhlash adalah suatu rahasia dari rahasia-Ku yang aku tempatkan di hati hamba-hamba-Ku yang Kucintai”(H.R Al-Qazwimi)


Rahasia kodratnya adalah sesuatu yang tak ingin diketahui siapapun, rahasia terbongkar ketika diantara pemilik rahasia dan yang dipercaya mengutarakan rahasia yang disimpan untuk dijaga. Dimanapun kita berada Alloh SWT yang menjaga kita, dan tanpa kita minta Alloh memberikan apa yang dibutuhkan hambaNya. Sang pemilik bumi beserta isinya ini dekat dengan kita karena tanpa sadar kita memiliki rahasia dengan beliau. Seyogyanya rahasia itu akan diutarakan kepada orang yang dapat dipercaya. Subhanalloh tak pernah terbayang, ternyata kita dekat sehingga punya rahasia dengan sang Pemilik bumi dan segala rahasianya. Sekalipun ia adalah presiden atau orang terkenal, dimana kita tidak dipercaya atau dekat dan kenal, tak mungkin kita punya rahasia dengannya. Tingkatan Presiden dan Orang Terkenal dengan kita pun cukup jauh, tetapi Alloh sungguh dekat dan Ia lebih hebat dari siapapun.

Rahasia istimewa itu didefinisikan Al-Junayd sebagai berikut : “Keikhlasan adalah rahasia antara Allah dengan si hamba. Bahkan malaikat pencatat tidak mengetahui sedikitpun mengenainya untuk dapat dituliskannya, setan tidak mengetahuinya hingga tidak dapat merusaknya, nafsu pun tidak menyadarinya sehingga ia tidak mampu mempengaruhinya.”

Ikhlash berarti Suci atau murni setelah sebelumnya memiliki kekeruhan sehingga Ikhlash dapat diartikan sebagai keberhasilan mengikis dan menghilangkan kekeruhan yang timbul sehingga sesuatu yang tadinya keruh menjadi murni (Dalam Tafsir Al Misbah karya Quraish Syihab).

Berdasarkan inti arti ikhlash diatas dapat dikatakan ikhlash adalah suatu akibat yang timbul dari hal yang menyebabkan kita tergantung dengan pamrih, kemudian karena kita menyerahkan semuannya kepada Alloh dengan harapan hanya Alloh yang akan membalasnya, maka kesucian dan kemurnian atas penyerahan itu, mengembalikan kita untuk menerimanya dengan tenang, tanpa kecewa dan berfikiran positif. Proses pengembalian itu dieksekusi oleh hati dan dihati hamba yang Alloh cintai, Ia letakkan ikhlash itu.

Rahasia itu diletakkan Alloh pada hati hamba-hamba yang Ia cintai,
Inilah kunci untuk mendapatkan cintaNya, Ikhlash juga menjadi salah satu syarat utama diterimanya ibadah yang kita lakukan dan setelah itu ibadah yang kita lakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Ikhlash adalah suci dan murni, melandaskan ibadah yang dilakukan hanya untuk mengharap Ridha Alloh SWT.
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Perkataan dan Perbuatan seorang hamba tidak akan bermanfaat kecuali dengan niat (ikhlash), dan tidaklah akan bermanfaat pula perkataan, perbuatan dan niat seorang hamba kecuali yang sesuai dengan sunnah.

Ibnu ‘Atho’illah dalam kitab Al-hikam membagi ikhlash dalam tiga tingkatan sesuai dengan tingkatan manusia :

Pertama, ikhlash al-’ibaad (ikhlash para hamba) dimana amal perbuatan yang dilakukan bersih dari riya’ dan terbebas dari nafsu. Mereka beramal semata karena Allah, sambil mendambakan pahala atau keselamatan dari siksaNya.

Kedua, ikhlash al-muhibbin (keikhlashan para pecinta) dimana amal perbuatan dilandaskan semata karena Allah Subhanallohu Wa Ta ‘ala. Sambil ber-ta’dzim dan hormat kepada-Nya. Kita memandang bahwa Allah berhak disembah dan diagungkan. Kita beramal tidak karena ingin pahala atau lari dari siksa-Nya.

Ketiga, ikhlash al-‘arifin (keikhlashan para wali yang mengenal Allah) dimana persaksian para wali bahwa al-Haq sendiri (tanpa sekutu) yang menggerakkan dan mendiamkan Kita. Sama sekali Kita tidak memandang bahwa diri kita memiliki kekuatan untuk mengamalkan amalan yang kita amalkan. Kita tidak merasa mengamalkan apa-apa, tetapi Allah yang menggerakkan Kita.

Rahasia istimewa itu ada, ketika kita mengenal siapa tempat kita menaruh rahasia itu, Dialah Alloh, pemilik seluruh dunia beserta isinya. Mengenal-Nya dengan mengkaji Asmaul Husna menjadikan kita lebih dekat dan yakin dalam beribadah hanya semata untuk bertemu denganNya dan mendapatkan rahmat serta RidhoNya.

Sahabat radiopengajian, letakkan hati-hati kita untuk dipersiapkan menjadi hati yang dicintai Alloh karena kita hiasi dengan keikhlasan tanpa Pamrih dalam beribadah kepadaNya. Karena keikhlasan dalam beribadah semakin melahirkan keyakinan dalam diri sehingga terbentuk pribadi yang tenang, jarang kecewa, selalu semangat untuk menyempurnakan niat dan ikhtiar, ringan karena semua diserahkan pada Alloh sehingga menjaga untuk selalu istiqomah dalam beribadah.

Begitu pula surat Al-ikhlash yang mengajarkan keesaan Alloh secara murni dan menghilangkan segala macam kemusyrikan terhadap-Nya dan menjadikan surat ini sepertiga Al-Qur’an (HR. Malik, Bukhari, Muslim). Sepertiga Al-Qur’an yang dikandung surat Al-ikhlash merupakan puncak akidah, karena keseluruhan Al-Qur’an mengandung akidah, syariat, dan akhlak.

Diawali dengan hati yang bersih dan izinkanlah kita berdo’a selalu meminta ketetapan hati
“Allahmumma yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinika wa ‘alaa thaa’atik.” (Ya Alloh Yang Maha Membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku atas Agama-Mu dan ketaaan pada-Mu)

Niat adalah pengikat amal, dan amal yang diterima disebabkan karena ikhlash dan sesuai dengan tuntunan sunnah RasulNya. Jadikan hati kita seperti para wali yang semakin lemah dan berserah diri bahwa semua ibadah yang dilakukan karena karunia dan kekuatan dariNya. Dudukkanlah hati kita, tanyakan kembali untuk mengikhlaskan setiap ibadah karenaNya. Selamat bertanya pada hati, jika sudah tidak ada neraka dan syurga akankah kita ikhlash beribadah hanya untukNya, dan menjadi hamba yang dicintai karena Rahasia Istimewa yang kita bangun bersamaNya.

0 comments:

Post a Comment